BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi yang tidak dapat
dihindari, angka pengangguran pun semakin meningkat. Hingga terjadi kesenjangan
sosial yang sangat mencolok antara si kaya dan si miskin. Hal ini memicu
terjadinya persaingan yang sangat sengit antara manusia dalam memperebutkan
lapangan kerja yang sangat terbatas. Masalah ini menyebabkan timbulnya ide
untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri atau sering kita sebut dengan
berwirausaha.
Untuk mewujudkannya, manusia perlu mengasah kemampuannya
atau bahkan menambah keterampilannya di bidang yang disenagi. Hal ini penting
karena keberhasilan berwirausaha ditentukan oleh salah satu faktor tersebut.
Salah satu bentuk dari wirausaha adalah lembaga kursus.
Lembaga kursus adalah lembaga pendidikan nonformal yang didirikan untuk
mengasah atau meningkatkkan kemampuan baik dibidang akademik maupun non
akademik.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan observasi pada salah satu lembaga kursus yang bergerak dibidang
tataboga.
B. Rumusan Masalah
Penulis menyusun rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan wirausaha?
2. Apa yang dimaksud dengan lembaga kursus?
3. Bagaimana gambaran umum dari LKP RATNA?
4. Bagaimana profil dari LKP RATNA?
5. Bagaimana struktur organisasi dari LKP RATNA?
6. Apakah metode dan konsep pembelajaran yang
dipakai di LKP RATNA?
7. Apa saja program yang ditawarkan di LKP RATNA?
8. Bagaimana marketing strategy dari LKP RATNA?
9. Adakah kerjasama yang dibangun antara LKP
RATNA dengan lembaga lain?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penyususnan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
wirausaha?
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
lembaga kursus?
3. Untuk mengetahui gambaran umum dari LKP RATNA?
4. Untuk mengetahui profil dari LKP RATNA?
5. Untuk mengetahui struktur organisasi dari LKP
RATNA?
6. Untuk mengetahui metode dan konsep
pembelajaran yang dipakai di LKP RATNA?
7. Untuk mengetahui program-program yang ditawarkan di LKP RATNA?
8. Untuk mengetahui marketing strategy dari LKP RATNA?
9. Untuk mengetahui apakah ada kerjasama yang
dibangun antara LKP RATNA dengan lembaga lain?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Wirausaha
Wirausaha berasal dari kata “wira” artinya
berani, dan “usaha”, yang maknanya berani untuk berusaha. Sedangkan wiraswasta,
bermakna berani mengambil resiko secara terkelola. Kedua istilah ini jika
dipadankan dalam bahaa inggris berarti enterpreneuship.
Wirausaha dapat diartikan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu.Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.[1]
Dapat disimpulkan bahwa hakikat wirausaha adalah
bisnis yang dibangun oleh dasar yang kokoh dari sebuah pengetahuan berwirausaha
yang di dalamnya terkandung komponen-komponen dasar pembentuk seperti bakal
organisasi, sistem, manajemen, strategi, konsep, dan taktik bisnis.[2]
B. Lembaga Kursus
Kursus
adalah lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal.
Kursus merupakan suatu kegiatan belajar-mengajar seperti halnya sekolah.
Perbedaanya adalah bahwa kursus biasanya diselenggarakan dalam waktu pendek dan
hanya untuk mempelajari satu keterampilan tertentu. Misalnya, kursus bahasa
Inggris tiga bulan atau 50 jam, kursus montir, kursus memasak, menjahit, musik
dan lain sebagainya. Peserta yang telah mengikuti kursus dengan baik dapat
memperoleh sertifikat atau surat keterangan. Untuk keterampilan tertentu
seperti, kursus ahli kecantikan atau penata rambut, peserta kursus diwajibkan
menempuh ujian negara. Ujian negara ini dimaksudkan untuk mengawasi mutu kursus
yang bersangkutan, sehingga pelajaran yang diberikan memenuhi syarat dan peserta
memiliki keterampilan dalam bidangnya.[3]
Lembaga
kursus dan pelatihan adalah salah satu bentuk dari wirausaha yang berkecimpung
di dunia pendidikan khususnya non formal. Oleh karena itu terdapat hubungan
yang sangat erat antara wirausaha dan lembaga kursus.
Beberapa
sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh wirausahawan dibidang kursus dan
pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Kreatif dan
Inovatif; Seorang
wirausahawan harus memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari pebisnis
biasa, harus selalu mampu menciptakan
hal-hal baru dan berbeda.
2. Confident,
Tegar dan Ulet; Wirausahawan yang berhasil umumnya memiliki rasa percaya diri yang
tinggi, tegar dan sangat ulet.
3. Pekerja Keras; Waktu kerja bagi seorang wirausahawan tidak
ditentukan oleh jam kerja.
4. Pola Pikir
Mampu Melakukan Beberapa Hal Sekaligus; Seorang wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam
perspektif/dimensi yang berlainan pada satu waktu (multi-dimensional
information processing capacity). Bahkan ia juga mampu melakukan
“multi-tasking” (melakukan beberapa hal sekaligus).
5. Mampu Menahan
Nafsu untuk Cepat Menjadi Kaya; Wirausahawan yang bijak biasanya hemat dan sangat
berhati-hati dalam menggunakan uangnya terutama jika ia dalam tahap awal
usahanya.
6. Berani
Mengambil Resiko; Seorang wirausahawan berani mengambil risiko.
7. Peka, Teliti,
Cermat dan Bertindak Cepat; Wirausawahan yang sukses selalu bekerja dan bertindak dengan cermat,
teliti dan memiliki kepekaan terhadap semua potensi yang mengancam maupun
potensi yang potensial untuk diubah sebagai peluang dan mampu serta selalu
berusaha bertindak cepat dan bersungguhsungguh mengerjakan sampai berwujud dan
memberi hasil.
8. Fokus Dan Tidak
Mudah Tidak Betah; Wirausahawan selalu bekerja dan bertindak secara fokus dan tidak mudah
tidak betah.
9. Siap
Bekerja Melebihi Rata-Rata; Wirausahawan menyediakan dirinya untuk bekerja melebihi
rata-rata orang lain, bersedia bekerja lebih lama, bekerja lebih banyak,
bekerja lebih sulit, bekerja lebih berat dan bekerja lebih banyak.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa wirausaha dan lembaga kursus memiliki hubungan yang sangat erat. Lembaga
kursus adalah bagian dari wirausaha yang bergerak dibidang pendidikan
nonformal. Tujuan dari lembaga kursuspun akan berbeda-beda sesuai dengan
fokusnya.
C. Gambaran Umum LKP
“RATNA”
LKP Ratna adalah lembaga kursus yang bergerak
dibidang keterampilan khususnya keterampilan tata boga. Lembaga ini pertama
kali didirikan pada tahun 2011 yang bertempat di Bandar Lampung oleh seorang
wanita bernama Ratna Murniati. Pada tahun 2012 LKP ini berpindah tempat dari
Bandar Lampung ke Metro. Lokasi tepatnya
terletak di Jalan Alamsyah Ratu Prawiranegara Gg. Merdeka No. 5 RT. 24.
RW. 10 Kec. Metro Pusat Kota Metro.
Adapun tujuan utama didirikan LKP ini adalah
untuk memberdayakan masyarakat yang kurang mampu agar memiliki keterampilan
khususnya dalam bidang tata boga yang dapat digunakan untuk membantu mendirikan
usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sejak pertama berdiri LKP ini telah memiliki Program Khusus yaitu
membebaskan biaya kursus terhadap siswa yang kurang mampu. Hal dilakukan bukan
tanpa alasan. Tentunya hal ini dilakukan sesuai dengan tujuan utama
didirikannya lembaga ini yaitu untuk memberdayakan masyarakat yang kurang mampu
sehingga mereka memiliki keterampilan yang dapat digunakan modal usaha baik
dalam skala rumahan maupun dalam skala yang lebih besar.
D. Profil LKP RATNA
Lembaga kursus tata boga LKP RATNA memiliki
visi dan misi sebagai berikut:
·
Visi
Terwujudnya pelayanan pendidikan masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang berlandaskan IMTAQ sehingga dapat tercipta
masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing.
·
Misi:
1. Memotivasi dan menyadarkan masyarakat agar
seallu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
2. Mengupayakan tersedainya sarana dan prasarana
pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu.
3. Menyelenggarakan program pendidikan dan
pelatihan bagi masyarakat ayng kurang mampu.
4. Menggali dan mengembangkan potensi daerah
untuk dijadikan program unggulan yang berorientasi wirausaha.
5. Menterjemahkan program-program pemerintah
dibidang pendidikan masyarakat.
6. Menumbuhkembangkan jiwa wirausaha dalam upaya
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Untuk menunjang terlaksananya proses belajar yang efektif dan representatif,
LKP RATNA menyediakan sarana yang cukup lengkap. Adapun sarana dan prasarana
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Ruang Kelas (praktek)
2. Fasilitas kelas seperti bangku, meja,
alat-alat praktek memasak lengkap
3. Modul belajar
4. Buku-buku tata boga.
5. Paket soal-soal
6. Instruktur
E. Struktur
Organisasi
Struktur organisasi LKP RATNA adalah sebagai
Berikut
F.
Tenaga Pengajar
Instruktur atau tenaga pengajar di LKP RATNA adalah ibu Ratna Murniati. Ia
berperan sebagai pemilik, pemimpin, dan sekaligus instruktur dalam lembaga
kursus ini. Untuk melaksanakan tugasnya sesekali Beliau juga dibantu oleh
asisten yang merupakan alumni dari LKP RATNA.
G. Metode dan
Konsep Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan oleh LKP RATNA adalah metode sederhana
yang menekankan pada aspek pemahaman bahan dan praktek langsung. Siswa
dibimbing untuk mengenali dan memahami bahan-bahan maupun alat alat yang
dipakai dalam bidang ketatabogaan. Siswa secara mandiri mempraktekan
resep-resep yang terdapat dalam modul sesaui dengan paket kursus yang diambil.
Kelebihan yang didapat dengan menggunakan metode ini adalah siswa cepat
paham. Tidak hanya paham secara teori namun juga dalam praktek langsung. Hal
ini dikarenakan siswa belajar secara langsung melalui pengalaman praktek yang
dilakukannya di kelas.
Sistem evaluasi juga selalu diadakan setiap akhir program pembelajaran.
Siswa akan dites secara tertulis maupun praktek. Hasil ujian ini akan dievaluasi
oleh instruktur untuk selanjutnya diambil kesimpulan apakah siswa telah lulus
atau masih perlu pengulangan.
Sedangkan konsep pembelajarannya
adalah pengulangan dan konsultasi. Konsep ini adalah konsep yang sering
digunakan oleh lembaga kursus yang menitikberatkan pada aspek praktek. Siswa
yang kurang berhasil atau gagal dalam praktek daapt mengulang kembali hingga
mahir. Selama proses pengulangan praktek siswa diperkenankan untuk
berkonsultasi dengan instruktur yang selalu mengawasi selama proses
pembelajaran berlangsung.
H. Program yang
Ditawarkan
Program
yang ditawarkan oleh LKP RATNA adalah program reguler dengan
rincian paket sebagai berikut:
1.
Paket jajanan pasar
2.
Paket bolu
3.
Paket kue kering
4.
Paket kue tart
Biaya yang dikenakan pada setiap paket yang di tempuh
siswa adalah Rp. 500000 dengan jangka waktu belajar yang disesuaikan dengan
paket. Waktu belajar tidak
terikat, hal ini dilakukan sesuai dengan konsep pembelajaran yang diambil yakni
pengulangan dan konsultasi. Siswa akan diberikan kesempatan untuk mengulang
hingga mereka mahir.
Selain menawarkan program
regular bagi para siswanya, LKP RATNA juga menawarkan Program khusus bagi
masyarakat yang kurang mampu. Setiap
tahunnya lembaga kursus ini memberikan bantuan pembiayaan. Sejak pertama
berdiri LKP RATNA telah melaksanakan program khusus ini. Adapun rincian dari
jumlah siswa yang mendapatkan bantuan pembiayaan untuk kursus adalah sebagai
berikut:
1.
2011 terdapat 20 siswa.
2.
2012 terdapat 15 siswa.
3.
2013 terdapat 20 siswa.
Fasilitas yang didapatkan oleh siswa dari program
ini adalah:
1.
Siswa dibebaskan biaya administrasi selama proses
kursus berlangsung.
2.
Jangka waktu
yang ditempuh untuk kursus adalah 3 bulan.
3.
Siswa mendapatkan bahan-bahan praktek secara gratis
tanpa di pungut biaya apapun.
4.
Siswa mendapat dua sertifikat resmi yakni dari pusat
dan dinas.
Sedangkan di tahun 2014, LPK Ratna sedang mengajukan proposal ke pemerintah
agar mendapatkan bantuan untuk membiayai 20 orang siswa tidak mampu khususnya
yang putus sekolah agar dapat kursus di lembaga ini secara gratis. Program ini bertujuan agar anak-anak
yang putus sekolah atau kurang mampu dapat mempunyai keahlian di bidang
tataboga dan kedepannya mereka dapat membantu perekonomian mereka sendiri.
I. Marketing
Strategy
Marketing strategi yang digunakan oleh
lembaga termasuk kedalam simple marketing strategy. Informasi hanya disampaikan
melalui dari mulut ke mulut. Lembaga ini tidak menggunakan brosur atau pamflet
untuk mempromosikan lembaga kursus tataboga tersebut. Peran para siswa dan
alumni sangatlah besar terhadap
marketing strategi di lembaga ini karena melalui merekalah informasi mengenai kursus tataboga ini dapat tersebar.
J. Jaringan Kerja
Sama
Dalam rangka menigkatkan kualitas siswa yang kursus di lembaga tataboga ini,
LKP RATNA menjalin kerjasama dengan SMK Krida Wisata Sukarame. Kerjasama ini
telah berlangsung sejak berdirinya LKP ini.
Adapun kerjasama yang dijalin antara LKP RATNA dengan SMK Krida Wisata
Sukarame adalah mengenai TUR (Tempat Uji Kompetensi). Setiap siswa di LKP RATNA
yang hendak lulus harus melakukan ujian kompetensi secara di SMK Krida Wisata Sukarame. Tim
penguji juga berasal dari SMK yang sama. maksud daru uji kompetensi resmi ini adalah
untuk mendapatkan sertifikat resmi yang berasal dari dinas terkait.
Selain kerjasama tersebut, LKP RATNA juga sedang mengadakan kerjasama
lanjutan dengan SMK Krida Wisata Sukarame yakni mengenai penyaluran tenaga
kerja. Siswa yang kurang mampu tetapi memiliki kompetensi yang bagus akan
disalurkan ke tempat kerja sesuai dengan bidangnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wirausaha adalah bisnis yang dibangun oleh dasar yang
kokoh dari sebuah pengetahuan berwirausaha yang di dalamnya terkandung
komponen-komponen dasar pembentuk seperti bakal organisasi, sistem, manajemen,
strategi, konsep, dan taktik bisnis.
wirausaha dan lembaga kursus memiliki
hubungan yang sangat erat. Lembaga kursus adalah bagian dari wirausaha yang bergerak
dibidang pendidikan nonformal. Tujuan dari lembaga kursuspun akan berbeda-beda
sesuai dengan fokusnya.
Salah satu bentuk dari lembaga kursus adalah
LKP RATNA. Lembaga ini bergerak dibidang kursus tataboga. Tujuan dari
didirikannya lembaga ini adalah untuk memberdayakan masyarakat agar memiliki
keterampilan yang dapat digunakan sebagai bekal usaha untuk membantu
meningkatkan pendapatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan (10 Mei 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kursus (10 Mei
2014)
Modul 1 Prinsip-prinsip
Kewirausahaan dalam Penyelenggaraan Kursus: Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementrian
Pendidikan Nasional 2010.