“Kikir sifatnya hilang hartanya”
Alkisah ketika
Abu Nawas masih bekerja di muda, ia pernah
bekerja di sebuah perusahaan jasa jahit pakaian yang terkenal pada masa itu. Majikan
tempat ia bekerja saat itu terkenal pelit dan tak mau berbagi dengan sesama
Suatu hari
majikannya dangan dengan satu kendi susu. Karena sifat pelitnya dan khawatir
madu itu diminum Abu Nawas, maka majikannya berbohong dengan berkata, “Hai Abu
Nawas, kendi ini berisi racun dan aku tak
mau kamu mati karena meminumnya”. Sesaat kemudian sang majikan pun pergi keluar
karena suatu kepentingan.
Sepeninggal majikannya,
datanglah seorang pembeli yang ingin membeli pakaian. Transaksi jual beli pun
berlangsung dan Abu Nawas mendapatkan uang dari hasil menjual pakaian.
Menjelang siang
karena Abu Nawas merasa lapar, pergilah ia membeli roti ke sebuah toko. Karena tidak
mempunyai uang maka ia menggunakan uang haasil menjual pakaian untuk membeli
roti. Sekembalinya ia ke tempat kerjanya, ia menghabiskan madu milik
majikannya.
Ketika majikannya
datang usai kepentingannya selesai, sang majikan tersadar bahwa pakaian yang
dijualnya ternyata kurang satu sedangkan madu dalam kendi juga telah habis. Sedangkan
uang hasil penjualan juga tidak ada. Bertanyalah ia pada Abu Nawas.
“Abu, apa sebenarnya
yang telah terjadi?” tanya majikan heran.
Dengan tenang
seolah tak melakukan apapun, Abu Nawas
menjawab, “Maaf tuan, tadi ada seorang pencuri yang mencuri pakaian tuan, lalu
karena aku takut akan dimarahi tuan, maka aku putuskan untuk bunuh diri saja
menggunakan racun dalam kendi itu.”
Source: Rahimsyah, Kumpulan Humor Sufi, Surabaya: Dua Media Surabaya,
Source: Rahimsyah, Kumpulan Humor Sufi, Surabaya: Dua Media Surabaya,