Senin, 29 Agustus 2016

YANG TAK PERNAH MENYESAL



Aku tak pernah menyesal dilahirkan di tengah keluarga ini,
Aku yang tak pernah lama merasakan dekapan hangat, belaian lembut, dan desiran halus suaranya. Aku yang tak pernah bisa puas menatap wajahnya, merasakan kebahagiaan dan kesedihan bersamanya. 
Aku yang lebih sering mendengarkan ceritanya (telfon) tentang adik-adikku tanpa aku bercerita balik tentang diriku
Aku yang selalu jauh dan tak mampu membantu ketika ia sakit.
Namun justru darinya lah aku belajar bagaimana cara menjadi seorang ibu yang perhatian meski tak pernah bersentuhan, Aku pun belajar dari caranya mendidiku dengan nasihat panjangnya saat kami bertukar suara via handphone. Tak pernah ia lupa mengingatkan ku bahkan untuk hal yang menurut ku sangat sepele. Ia juga tak pernah lupa mengingatkan ku untuk terus berdoa, bersyukur, dan berbagi, hingga sempat ku merasa bosan mendengarnya.
Terimakasih ibu, dan tetaplah untuk terus setia mengajariku memaknai  arti kehidupan.

Aku yang tak pernah menyesal di lahirkan di tengah keluarga ini.
Aku yang tak pernah bisa puas mendengarkan tembangan unik yang kau ciptakan untuk ku.
Aku yang tak pernah mendapakkan banyak pukulan sayang dari tangan mu yang kekar.
Aku yang  kadang menerima sms (nasihat) yang kadang membuatku merasa lucu karna bahasa mu yang baku.
Aku yang selalu jauh dan tak mampu membantu ketika ia kelelahan.
Namun justru darinya lah aku belajar menjadi orang tua yang baik. Meskipun ia tak seperti ibuku yang banyak memproduksi kalimat yang panjang, tapi aku yakin ia tak pernah lupa menyertakan namaku di setiap doa panjangnya. Aku pun belajar dari caranya mendidikku, Ia tak pernah ajarkanku untuk malu dan takut melakukan hal yang benar. Ia ajarkanku untuk melihat orang bukan dari apa yang dikenakan melainkan dari apa yang diperbuat. ia ajarkan ku untuk menjadi apa adanya diriku tanpa di buat-buat dan tanpa di ada-adakan.
terimakasih pak, dan tetaplah untuk terus setia mendidikku memaknai arti kehidupan.


Terimakasih lagi ku sampaikan untuk kedua orang tua ku yang rela menguras tabungannya demi menyekolahkan aku, yang rela impiannya di tunda demi mewujudkan mimpiku dan adik- adikku, yang rela menghabiskan malam panjangnya untuk mendoakan aku dan adik- adikku..
maka tunggulah dulu sampai kami dapat mewujudkan mimpimu yang tertunda..
Kami pun akan terus mendoakan untuk kebaikanmu...

Ya Allah.. berikanlah umur yang panjang untuk kedua orang tuaku.
sukseskanlah aku dan adik-adikku semuda mungkin agar orang tua ku dapat merasakkan mimpi yang kami perjuangkan untuk meraka.... Aamiin..

Jumat, 26 Agustus 2016

NANAR

Nanar


Jalan yang tersusun begitu jitu
Berurut terlihat mengesankan
Goresan pena menandakan kesiapan
namun terlena dibalik khayalan

Tatapan nanar tak terbenamkan
Melihat awan hitam berkumpul bergemuruh
Angin pun tak kuasa menahan godaan
Ia pun luruh ikut berkerumun

Tiupan maha dahsyat yang menggoyahkan
Membelokan jalan yang tersusun rapi
Tak mau kalah akan rintangan
Bersiap melangkan mencari arah

Angan melayang membuncahkan harapan
Beradu dengan bentangan imajinasi
Memulai jalan di tengah kegelapan


By: Annis


Masuk angin

Angin tiba tiba menyelinap ke dalam pori memasuki ruang-ruang kosong, menyesaki paru hingga sesak untuk dihembuskan. Menerawang jauh de...